aku mencari ketenangan hati manusia
bila mana dia tidak lagi merasa cintanya akan kuasa
yang bisa memecah tangisan orang yang tidak berdosa tak berupaya...
namun aku tak punya ikhtiar!
hai orang tamak kau tidak tahu
betapa agungnya kedaulatan tanah ini
yang di bela oleh hati hati dan jiwa jiwa mereka yang kental
berbekalkan seketul batu lalu dilemparkan kepada kamu yang lari ketakutan
namun kerana takut kau balas dengan bedilan-bedilan kejam yang memecah tanah
kau ketawa terbahak bahak pecah perut bila mana anak kecil itu menangis
mengelepur, kulitnya panas terbakar, kudung, buta tak nampak cahaya
lalu berlari terhencut-hencut tempang...
tangisan itu bergempita sama gelodaknya bom bom berangkai zionis yang mengelabui awan biru
awan awan menjadi gelap pekat debu-debu bertaburan menusuk mata,
tanah merah menjalar, hati remuk redam, jiwa hampa, dada sebak, tangisan berderai...
namun aku terkasima seketika
betapa kuatnya jiwamu hai anak muda,
betapa bangganya seorang ayah punyai anak seperti kamu...
betapa tabahnya hatimu wahai ibu, kau relakan anakmu syahid menggengam kuat sebutir batu,
dan betapa malunya diriku kerna aku lemah tak sehebat kamu...
kata-kataku kosong bait-bait yang tak punya makna
hanya hamparan rasa yang bercampuran
yang bisa membuat aku sesak dada
membuat aku berlari menghadap langit menjerit tiba-tiba malunya rasa...
ku temui jalan buntu
telah ku katakan aku orang lemah tak bisa berbuat apa-apa
kaku, layu, lesu dengan segala ugutan palsu...
hanya luahan rasa gelodak yang tidak bermakna apa-apa
kepada kamu saudaraku walau hanya untuk meredakan kesakitan lukamu jauh sekali...
ketenangan yang ku dambarkan...
kemanisan senyuman hujan membasuh luka hitam menyapu tanah hanyir yang di simbah darah...
tapi rasa ini bagaikan jeritan di dalam lumpur tebal di bawah semak duri
di kaki gaung yang tinggi
tak bisa berbuat apa-apa
apa lagi mahu menghulurkan tangan merangkul mu wahai saudaraku...
tabahkanlah hati mu...
tabahkanlah jiwa mu...
hanya itu yang aku mampu ungkapkan kepadamu
biarpun ku tahu kau tetap terus berdiri di situ
kau tidak takut, kau tidak gentar kau tetap mara
demi maruah ini, demi tanah ini dan demi agama ini
itulah bezanya kau dan aku...
Hansie
Thursday, January 22, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment